Siti Mayasari Kholkiyah ( 17512069 )
3pa06
A. Komunikasi dan menejemen
a. Definisi komunikasi
Menurut Alo Liliweri (2007) Komunikasi adalah proses yang melibatkan
seseorang untuk menggunakan tanda–tanda (alamiah atau universal) berupa
simbol–simbol (berdasarkan perjanjian manusia) verbal atau non-verbal yang
disadari atau tidak disadari yang bertujuan untuk mempengaruhi sikap orang
lain.
Selain itu Menurut Karlfried (2003) Knapp Komunikasi
merupakan interaksi antarpribadi yang menggunakan sistem simbol linguistik,
seperti sistem simbol verbal (kata–kata), verbal dan non-verbal. Sistem ini
dapat disosialisasikan secara langsung dengan bertatap muka atau
melalui media lain yaitu tulisan, oral, dan visual.
Sedangkan menurut menurut kamus
psikologi komunikasi adalah suatu bentuk interaksi, dimana tingkah laku suatu
organisme berperan sebagai suatu sttimulus terhadap perilakunya organisme yang
lain. juga sebagai informasi yang dikirimkan dari seseorang kepada orang lain.
Dari beberapa definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu bentuk interaksi antarpribadi yang
melibatkan seseorang dan bertujuan untuk mempengaruhi sikap orang lain baik
secara verbal maupun nonverbal.
b. Proses komunikasi
Seperti yang telah dijelaskan diatas, komunikasi merupakan proses
penyampaian pesan yang dilakukan oleh komunikator kepada komunikannya, dengan
adanya pengaruh yang diberikan oleh komunikator kepada komunikan agar terjadi feedback yang diharapkan guna mencapai suatu
kesamaan makna antara komunikator dan komunikannya. Menurut Effendy ( 2003 ) proses
komunikasi terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Proses Komunikasi dalam Perspektif Psikologis
Proses komunikasi perspektif ini terjadi pada diri komunikator dan
komunikan. Ketika seorang komunikator berniat akan menyampaikan suatu pesan
kepada komunikan, maka dalam dirinya terjadi suatu proses. Pesan komunikasi
terdiri dari dua aspek, yakni isi pesan dan lambang. Isi pesan umumnya adalah
pikiran sedangkan isi lambang umumnya adalah bahasa.
2. Proses Komunikasi dalam Perspektif Mekanistis
Proses komunikasi dalam perspektif mekanistis diklasifikasikan menjadi
proses komunikasi secara primer dan secara sekunder, yaitu sebagai berikut :
a. Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer (primary process)
adalah proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan
menggunakan suatu lambang (symbol) sebagai media
atau saluran. Lambang ini umumnya bahasa, tetapi dalam situasi–situasi
komunikasi tertentu lambang–lambang yang dipergunakan dapat berupa kial (gesture), yaitu gerak anggota tubuh, gambar, warna dan
lain sebagainya.
b. Proses komunikasi secara
sekunder
Proses komunikasi secara sekunder
adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan
dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang
sebagai media pertama. Media kedua yang digunakan dalam proses komunikasi
sekunder ini adalah media massa, baik media elektronik maupun media cetak.
Penggunaan media massa ini untuk mencapai khalayak yang lebih banyak dan luas.
Namun kekurangan dari proses komunikasi sekunder ini adalah umpan balik yang
tidak langsung karena bersifat satu arah (one way communication).
c. Hambatan komunikasi
Menurut Leonard
R.S. dan George Strauss dalam Stoner james, A.F dan Charles Wankel sebagaimana
yang dikutip oleh Herujito (2001), ada beberapa hambatan terhadap komunikasi
yang efektif, yaitu :
1.
Mendengar.
Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau
informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar dan
tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita dengar.
2. Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan
apa yang kita ketahui.
3.
Menilai
sumber.
Kita cenderung menilai siapa yang
memberikan informasi. Jika ada anak kecil yang memberikan informasi tentang
suatu hal, kita cenderung mengabaikannya.
4.
Persepsi yang berbeda.
Komunikasi tidak akan berjalan
efektif, jika persepsi si pengirim pesan tidak sama dengan si penerima pesan.
Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan pertengkaran, diantara pengirim dan
penerima pesan.
5.
Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda.
Kita sering mendengar kata yang
artinya tidak sesuai dengan pemahaman kita. Seseorang menyebut akan datang
sebentar lagi, mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang menanggapinya.
Sebentar lagi bisa berarti satu menit, lima menit, setengah jam atau satu jam
kemudian.
6.
Sinyal nonverbal yang tidak konsisten.
Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi – tidak melihat kepada lawan bicara,
tetap dengan aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita-,
mampengaruhi porses komunikasi yang berlangsung.
7.
Pengaruh emosi.
Pada keadaan marah, seseorang akan
kesulitan untuk menerima informasi. apapun berita atau informasi yang
diberikan, tidak akan diterima dan ditanggapinya.
8.
Gangguan.
Gangguan ini bisa berupa
suara yang bising pada saat kita berkomunikasi, jarak yang jauh, dan lain
sebagainya.
d. Definisi komunikasiinterpersonal
Menurut Effendy ( 2003 )Komunikasi interpersonal adalah
Proses pengiriman pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil
orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika
Adapun Menurut Devito (1991 ) Komunikasi interpersonal didefinisikan
sebagai pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain atau
sekelompok orang dengan efek dan umpan balik secara langsung.
Sedangkan menuerut
Burgon dan Huffner ( 2002 ) Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang
dilakukan kepada pihak lain untukmendapatkan umpan balik, baik secara langsung (face to face)
maupun dengan media.Berdasarkan
definisi ini maka terdapat kelompok maya atau factual.
Dari beberapa definisi
diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal adalah Proses pengiriman
pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang, dengan
beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika pengiriman pesan-pesan antara dua orang atau
diantara sekelompok kecil orang-orang, untukmendapatkan
umpan balik, baik secara langsung (face to face) maupun dengan media
B. Pelatihan dan pengembangan
a. Definisi pelatihan
Menurut m Sikula (1976 dalam Munandar, 2008) (1976) pelatihan adalah: proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan prosedur
sistematis dan terorganisir, sehingga tenaga kerja nonmanajerial mempelajari
pengetahuan keterampilan teknis untuk tujuan tertentu.
Selain itu Menurut Nitisemito
(1996), pelatihan sebagai suatu kegiatan yang bermaksud untuk memperbaiki dan
mengembangkan sikap, tingkah laku ketrampilan, dan pengetahuan dari karyawannya
sesuai dengan keinginan perusahaan.
Menurut Drummond (1990), "pelatihan adalah menuntun dan mengarahkan perkembangan dari
peserta pelatihan melalui pengetahuan, keahlian dan sikap yang diperoleh untuk
memenuhi standar tertentu.
Dari
beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pelatihan adalah proses pendidikan, kegiatan yang
menuntun dan mengarahkan sikap dan tingkah
laku .
b. Tujuan dan sasaran pelatihan dan pengembangan
a)
Tujuan pelatihan dan pengembangan
Menurut sikula ( 1976) Tujuan dari pelatihan secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut
:
1. Meningkatkan Produktivitas
Pelatihan selain diberikan kepada tenaga
kerja baru, diberikan juga kepada tenaga kerja yang sudah lama bekerja di
perusahaan. pelatihan dapat mennigkatkan taraf prestasi tenaga kerja pada
jabatannya sekarang. presasi kerja yang meningkat mengakibatkan peningkatan
dari produktivitas. Jadi prestasi kerja mennigkat,
keluaran meningakat, produktivita mennigkat.
2.Meningkatkan Mutu
Pelatihan yang
tepat tidak saja meningkatkan kuantitas dari keluaran tetapi juga meningkatkan
kualitas dari keluaran. tenaga ekrja yang berpengetahuan dan berketrampilan
baik hanya akan berbuat sedikit kesalahan, dan cermat daalm pelaksanaan
pekerjaan.
3. Meningkatkan Ketepatan dalam Perencanaan SDM
Pelatihan yang tepat dapat membantu
perusahaan untuk memenuhi keperluannya akan tenaga kerja dengan pengetahuan dan
keterampilan tertentu di masa yang akan datang. Jika suatu saat diperlukan,
maka lowongan yang ada dapat secara mudah diisi oleh tenaga dari dalam
perusahaan sendiri
4. Meningkatkan Semangat kerja
iklim dan suasana organisasi pada
umumnya menjadi lebih baik jika perusahaan mempunyai program pelatihan yang
tepat. Suatu rangkaian reaksi positif dapat dihasilkan dari program pelatihan
perusahaan yang direncanakan dengan baik.
5. Menarik dan Menahan Tenaga Kerja yang Baik
Para tenaga
kerja, terutama para menejernya memandang kemungkinan untuk mengikuti pelatihan
sebagai bagian dari imbalan jasa dari perusahaan terhadap mereka. mereka
berharap perusahaan membayar program pelatihan yang mengakibatkan mereka
bertambah pengetahuan dan keterampilan dalam keahlian mereka masing masing.
karena itu banyak perusahaan yng menawarkan program pelatihan yang khusus untuk
menarik tenaga kerja yang berpotensi baik.
6. Menjaga Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Pelatihan yang
tepat dapat membantu menghindari timbulnya kecelakaan di perusahaan dan dapat
menimbulkan lingkungan kerja yang lebih aman dan sikap netral yang lebih
stabil.
7. Menghindari Keusangan (
Obsolescence)
Usaha pelatihan dan pengembangan dilakukan
secara terus menerus supaya para tenaga kerja dapat mengikuti perkembangan
terakhir dalam bidang kerja merek masing-masing. Ini berlaku baik untuk tenaga
kerja ( nonmanajerial) maupun untuk
tenaga kerja manajerial.
8. menunjang pertumbuhan peribadi ( personal
growth)
Pelatihan dan pengembangan tidak hanya
menguntungkan perusahaan, tapi juga menguntungkan tenaga kerja sendiri
b) Sasaran pelatihan dan pengembangan
Sasaran pelatihan dapat dibedakan dalam dua
bagian yaitu:
1. Sasaran umum/ tujuan
Sasaran umum dirinci kedalam suatu uraian yang
mempergunakan istilah-istilah perilaku dan tujuan yang umum dan tidak
mencangkup keseluruhan pelatihan yang lebih kongkrit
2. Sasaran khusus
Sasaran
khusus dirinci kedalam suatu uraian yang mempergunakan istilah-istilah perilaku
yang dapat diamati dan diukur. Sasaran khusus untuk keseluruhan pelatihan
lebih konkret dibandingkan dengan tujuan umum, namun masih lebih abstrak
c. Perbedaan pelatihan dan pengembangan
Menurut Sikula (1976 dalam Munandar, 2008) pelatihan
adalah proses
pendidikan jangka pendek yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir,
sehingga tenaga kerja nonmanajerial mempelajari pengetahuan keterampilan teknis
untuk tujuan tertentu. Sedangkan pengembangan adalah proses
pendidikan jangka panjang yang mempergunakan prosedur sistematis dan
terorganisir sehingga tenaga kerja manajerial mempelajari pengetahuan
konseptual dan teoritis untuk tujuan umum
Jadi perbedaan antar pelatihan dan
pengembangan adalah
1. Pelatihan memerlukan proses pendidikan jangka pendek
sedangkan pengembangan memerlukan proses jangka panjang
2. Pelatihan menggunakan tenaga kerja nonmanajerial sedangkan
pengembangan menggunakan tenaga kerja manajerial
3. Pelatihan mempelajari pengetahuan keterampilan teknis untuk tujuan tertentu sedangkan pengembangan mempelajari
pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan umum
d. Faktor psikologi dalam pelatihan dan pengembangan
Pelatihan dan pengembangan sebagai fungsi sebagai sarana
untuk melatih atau mengembangkan perilaku ( memberikan dan meningkatkan
prestasi ) tenaga kerja sesuai dengan yang ditetapkan atau dituntut oleh
perusahaan.
e. Teknik dan metode pelatihan
a) Teknik pelatihan
teknik
teknik dalam pelatihan antaranya:
1.
Brainstorming, metode ini lebih
bertumpu pada pengalaman dan imajinasi.
2.
tanya jawab dengan umpan balik,
sering digunakan untuk mereview, overview materi.
3.
Role playing, untuk mebangun suasana
kebersamaan dalam pelatihan, dan kerja team.
b) Metode
pelatihan
Menurut Cherrington (1995), metode
dalam pelatihan dibagi menjadi dua yaitu on the job traming dan ojf the joh
training. On the joh training lebih banyak digunakan dibandingkan dengan off thejob training. Hal ini disebabkan
karena metode on the job training lebih berfokus pada peningkatan produktivitas
secara cepat. Sedangkan metode off the joh training lebih cenderung
berfokus pada perkembangan dan pendidikan jangka panjang.
Daftar pustaka
Charoline. S,2014. Komunikasi Interpersonal antara Terapis. Jurnal
E-Komunikasi. 2. 1-13
Gulo Dali & Kartono Kartini. 2003. Kamus Psikologi. Pionir Jaya. Bandung
Gulo Dali & Kartono Kartini. 2003. Kamus Psikologi. Pionir Jaya. Bandung
Munandar, A.S. 2001. Psikologi
Industri dan Organisasi. UI-Press.
Jakarta
Ali, K. 2013.jurnal komunikasi interpersonal.Jurnal
E-Komunikasi 1. 1-5