Selasa, 06 Januari 2015

tugas 4, psikologi manajemen

Siti Mayasari Kholkiyah ( 17512069 )
3pa06
A.   Komunikasi dan menejemen
a.       Definisi komunikasi
Menurut Alo Liliweri (2007) Komunikasi adalah proses yang melibatkan seseorang untuk menggunakan tanda–tanda (alamiah atau universal) berupa simbol–simbol (berdasarkan perjanjian manusia) verbal atau non-verbal yang disadari atau tidak disadari yang bertujuan untuk mempengaruhi sikap orang lain.
           
Selain itu Menurut Karlfried (2003) Knapp Komunikasi merupakan interaksi antarpribadi yang menggunakan sistem simbol linguistik, seperti sistem simbol verbal (kata–kata), verbal dan non-verbal. Sistem ini dapat disosialisasikan secara langsung dengan bertatap muka atau melalui media lain yaitu tulisan, oral, dan visual. 

Sedangkan menurut  menurut kamus psikologi komunikasi adalah suatu bentuk interaksi, dimana tingkah laku suatu organisme berperan sebagai suatu sttimulus terhadap perilakunya organisme yang lain. juga sebagai informasi yang dikirimkan dari seseorang kepada orang lain.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu bentuk interaksi antarpribadi yang melibatkan seseorang dan bertujuan untuk mempengaruhi sikap orang lain baik secara verbal maupun nonverbal.

b.      Proses komunikasi
Seperti yang telah dijelaskan diatas, komunikasi merupakan proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh komunikator kepada komunikannya, dengan adanya pengaruh yang diberikan oleh komunikator kepada komunikan agar terjadi feedback yang diharapkan guna mencapai suatu kesamaan makna antara komunikator dan komunikannya. Menurut Effendy ( 2003 ) proses komunikasi terbagi menjadi dua bagian, yaitu :


1.   Proses Komunikasi dalam Perspektif Psikologis
Proses komunikasi perspektif ini terjadi pada diri komunikator dan komunikan. Ketika seorang komunikator berniat akan menyampaikan suatu pesan kepada komunikan, maka dalam dirinya terjadi suatu proses. Pesan komunikasi terdiri dari dua aspek, yakni isi pesan dan lambang. Isi pesan umumnya adalah pikiran sedangkan isi lambang umumnya adalah bahasa.
2.   Proses Komunikasi dalam Perspektif Mekanistis
Proses komunikasi dalam perspektif mekanistis diklasifikasikan menjadi proses komunikasi secara primer dan secara sekunder, yaitu sebagai berikut :
a.    Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer (primary process) adalah proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu lambang (symbol) sebagai media atau saluran. Lambang ini umumnya bahasa, tetapi dalam situasi–situasi komunikasi tertentu lambang–lambang yang dipergunakan dapat berupa kial (gesture), yaitu gerak anggota tubuh, gambar, warna dan lain sebagainya.
b.    Proses komunikasi secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Media kedua yang digunakan dalam proses komunikasi sekunder ini adalah media massa, baik media elektronik maupun media cetak. Penggunaan media massa ini untuk mencapai khalayak yang lebih banyak dan luas. Namun kekurangan dari proses komunikasi sekunder ini adalah umpan balik yang tidak langsung karena bersifat satu arah (one way communication).



c.       Hambatan komunikasi
Menurut Leonard R.S. dan George Strauss dalam Stoner james, A.F dan Charles Wankel sebagaimana yang dikutip oleh Herujito (2001), ada beberapa hambatan terhadap komunikasi yang efektif, yaitu :
1.      Mendengar.
Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar dan tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita dengar.

2.      Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui.

3.      Menilai sumber.
Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada anak kecil yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung mengabaikannya.

4.      Persepsi yang berbeda. 
Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika persepsi si pengirim pesan tidak sama dengan si penerima pesan. Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan pertengkaran, diantara pengirim dan penerima pesan.

5.      Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda. 
Kita sering mendengar kata yang artinya tidak sesuai dengan pemahaman kita. Seseorang menyebut akan datang sebentar lagi, mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti satu menit, lima menit, setengah jam atau satu jam kemudian.
6.      Sinyal nonverbal yang tidak konsisten. 
Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi – tidak melihat kepada lawan bicara, tetap dengan aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita-, mampengaruhi porses komunikasi yang berlangsung.
7.      Pengaruh emosi.
Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima informasi. apapun berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan ditanggapinya.
8.      Gangguan.
 Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita berkomunikasi, jarak yang jauh, dan lain sebagainya.

d.      Definisi komunikasiinterpersonal
Menurut  Effendy ( 2003 )Komunikasi interpersonal adalah Proses pengiriman pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika
Adapun Menurut Devito (1991 ) Komunikasi interpersonal didefinisikan sebagai pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik secara langsung.
Sedangkan menuerut Burgon dan Huffner ( 2002 ) Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan kepada pihak lain untukmendapatkan umpan balik, baik secara langsung (face to face) maupun dengan media.Berdasarkan definisi ini maka terdapat kelompok maya atau factual.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal adalah Proses pengiriman pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika  pengiriman pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang, untukmendapatkan umpan balik, baik secara langsung (face to face) maupun dengan media



B.     Pelatihan dan pengembangan
a.       Definisi pelatihan
Menurut m Sikula (1976 dalam Munandar, 2008) (1976)  pelatihan adalah: proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir, sehingga tenaga kerja nonmanajerial mempelajari pengetahuan keterampilan teknis untuk tujuan tertentu.

Selain itu Menurut Nitisemito (1996), pelatihan sebagai suatu kegiatan yang bermaksud untuk memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku ketrampilan, dan pengetahuan dari karyawannya sesuai dengan keinginan perusahaan.

Menurut Drummond (1990), "pelatihan adalah menuntun dan mengarahkan perkembangan dari peserta pelatihan melalui pengetahuan, keahlian dan sikap yang diperoleh untuk memenuhi standar tertentu.

 Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pelatihan  adalah proses pendidikan, kegiatan yang menuntun dan mengarahkan  sikap dan tingkah laku .

b.      Tujuan dan sasaran pelatihan dan pengembangan
a)      Tujuan pelatihan dan pengembangan
Menurut sikula ( 1976) Tujuan dari pelatihan secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.      Meningkatkan Produktivitas
Pelatihan selain diberikan kepada tenaga kerja baru, diberikan juga kepada tenaga kerja yang sudah lama bekerja di perusahaan. pelatihan dapat mennigkatkan taraf prestasi tenaga kerja pada jabatannya sekarang. presasi kerja yang meningkat mengakibatkan peningkatan dari produktivitas. Jadi prestasi kerja mennigkat, keluaran meningakat, produktivita mennigkat.

2.Meningkatkan Mutu
Pelatihan yang tepat tidak saja meningkatkan kuantitas dari keluaran tetapi juga meningkatkan kualitas dari keluaran. tenaga ekrja yang berpengetahuan dan berketrampilan baik hanya akan berbuat sedikit kesalahan, dan cermat daalm pelaksanaan pekerjaan.

3. Meningkatkan Ketepatan dalam Perencanaan SDM
Pelatihan yang tepat dapat membantu perusahaan untuk memenuhi keperluannya akan tenaga kerja dengan pengetahuan dan keterampilan tertentu di masa yang akan datang. Jika suatu saat diperlukan, maka lowongan yang ada dapat secara mudah diisi oleh tenaga dari dalam perusahaan sendiri

4. Meningkatkan Semangat kerja 
iklim dan suasana organisasi pada umumnya menjadi lebih baik jika perusahaan mempunyai program pelatihan yang tepat. Suatu rangkaian reaksi positif dapat dihasilkan dari program pelatihan perusahaan yang direncanakan dengan baik.

5. Menarik dan Menahan Tenaga Kerja yang Baik
Para tenaga kerja, terutama para menejernya memandang kemungkinan untuk mengikuti pelatihan sebagai bagian dari imbalan jasa dari perusahaan terhadap mereka. mereka berharap perusahaan membayar program pelatihan yang mengakibatkan mereka bertambah pengetahuan dan keterampilan dalam keahlian mereka masing masing. karena itu banyak perusahaan yng menawarkan program pelatihan yang khusus untuk menarik tenaga kerja yang berpotensi baik.

6. Menjaga Kesehatan dan Keselamatan Kerja 
Pelatihan yang tepat dapat membantu menghindari timbulnya kecelakaan di perusahaan dan dapat menimbulkan lingkungan kerja yang lebih aman dan sikap netral yang lebih stabil.




7. Menghindari Keusangan ( Obsolescence) 
Usaha pelatihan dan pengembangan dilakukan secara terus menerus supaya para tenaga kerja dapat mengikuti perkembangan terakhir dalam bidang kerja merek masing-masing. Ini berlaku baik untuk tenaga kerja  ( nonmanajerial) maupun untuk tenaga kerja manajerial.
8. menunjang pertumbuhan peribadi ( personal growth)
Pelatihan dan pengembangan tidak hanya menguntungkan perusahaan, tapi juga menguntungkan tenaga kerja sendiri

b)      Sasaran pelatihan dan pengembangan
Sasaran pelatihan dapat dibedakan dalam dua bagian yaitu:
1.      Sasaran umum/ tujuan
Sasaran umum dirinci kedalam suatu uraian yang mempergunakan istilah-istilah perilaku dan tujuan yang umum dan tidak mencangkup keseluruhan pelatihan yang lebih kongkrit

2.      Sasaran khusus
Sasaran khusus dirinci kedalam suatu uraian yang mempergunakan istilah-istilah perilaku yang dapat diamati dan diukur. Sasaran khusus untuk keseluruhan pelatihan lebih konkret dibandingkan dengan tujuan umum, namun masih lebih abstrak

c.       Perbedaan pelatihan dan pengembangan
Menurut Sikula (1976 dalam Munandar, 2008)  pelatihan adalah proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir, sehingga tenaga kerja nonmanajerial mempelajari pengetahuan keterampilan teknis untuk tujuan tertentu. Sedangkan pengembangan adalah proses pendidikan jangka panjang yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir sehingga tenaga kerja manajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan umum
Jadi perbedaan antar pelatihan dan pengembangan adalah
1.      Pelatihan memerlukan proses pendidikan jangka pendek sedangkan pengembangan memerlukan proses jangka panjang
2.      Pelatihan menggunakan tenaga kerja nonmanajerial sedangkan pengembangan menggunakan tenaga kerja manajerial
3.      Pelatihan mempelajari pengetahuan keterampilan teknis untuk tujuan tertentu  sedangkan pengembangan mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan umum

d.      Faktor psikologi dalam pelatihan dan pengembangan
Pelatihan dan pengembangan sebagai fungsi sebagai sarana untuk melatih atau mengembangkan perilaku ( memberikan dan meningkatkan prestasi ) tenaga kerja sesuai dengan yang ditetapkan atau dituntut oleh perusahaan.

e.       Teknik dan metode pelatihan
a)      Teknik pelatihan
teknik teknik dalam pelatihan antaranya: 
1.      Brainstorming, metode ini lebih bertumpu pada pengalaman dan imajinasi.
2.      tanya jawab dengan umpan balik, sering digunakan untuk mereview, overview materi.
3.      Role playing,  untuk mebangun suasana kebersamaan dalam pelatihan, dan kerja team.

b)       Metode pelatihan
Menurut Cherrington (1995), metode dalam pelatihan dibagi menjadi dua yaitu on the job traming dan ojf the joh training. On the joh training lebih banyak digunakan dibandingkan dengan off thejob training. Hal ini disebabkan karena metode on the job training lebih berfokus pada peningkatan produktivitas secara cepat. Sedangkan metode off the joh training lebih cenderung berfokus pada perkembangan dan pendidikan jangka panjang.


Daftar pustaka

Charoline. S,2014. Komunikasi Interpersonal antara Terapis. Jurnal E-Komunikasi. 2. 1-13
Gulo Dali & Kartono Kartini. 2003. Kamus Psikologi. Pionir Jaya. Bandung
Munandar, A.S. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. UI-Press. Jakarta
Ali, K. 2013.jurnal komunikasi interpersonal.Jurnal E-Komunikasi 1. 1-5


 

kholqy.psi Copyright © 2009 Cookiez is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template