Kamis, 09 April 2015

Pertemuan ke 2 tugas 5

Analisi Transaksional


    A.    Analisis transaksional
Analisis transaksional pada dasarnya adalah suatu deskripsi tentang apa yang dikerjakan dan dikatakan orang itu tentang dirinya sendiri dan tentang orang lain. Apapu n yang terjadi antar manusia akan melibatkan transasksi antara status ego mereka; manakala pesan diasampaikan maka diharapkan adanya tanggapan. Ada tiga jenis transaksional:
1.      Komplemeter
Trnsaksi komplemeter terjadi manakala pesan yang dikirim dari status ego yang spesifik mendapatkan tanggapan seperti yang telah diramalkan sebelumnya dari status ego spesifik dari orang lain.
2.      Lintas
Transaksi lintas terjadi manakala suatu tanggapan yang tidak diramalkan diberikan terhadap pesan yang dikirimkan seseorang.
3.      Tersembunmyi
Transaksi tersembunyi adalah sebuah pesan yang tersembunyi.
Analisis transaksional adalah suatu pendekatan psikoterapeutik yang sangat dapat diterapkan dalam praktik pekerjaan social klinis  (cooper dan turner, 1996) analisis transaksional gagasan eric berne merupakan suatu pendekatan untuk mensistematisasi, menganalisa, dan mengubah saling pengaruh diantara manusia, yang menekankan interaksi keduqaanya  (antara diri manusia dan manusia lain) dan kesadalan internal (regulasi dan ekspresi diri).
Tujuan benre adalah untuk mensistesiskan gagasan-gagasannya dengan menggunakan istilah-istilah yang dapat dipaham, sehingga klien dapat berpertisipasi secara aktif dalam mengorganisasikan arah penanganannya sendiri.
    B.     Konsep-konsep Analisis transaksional
Konsep Dasar Pandangan tentang sikap manusia Analisis Transaksional berakar dalam suatu filsafat anti deterministik yang memandang bahwa kehidupan manusia bukanlah suatu yang sudah ditentukan. Analisis Transaksional didasarkan pada asumsi atau anggapan bahwa orang mampu memahami keputusan-keputusan pada masa lalu dan kemudian dapat memilih untuk memutuskan kembali atau menyesuaikan kembali keputusan yang telah pernah diambil. Berne dalam pandangannya meyakini bahwa manusia mempunyai kapasitas untuk memilih dan, dalam menghadapi persoalan-persoalan hidupnya.



     C.     Unsur-unsur analisi transaksional
Analisis transaksional berakar pada suatu filsafat yang antidetermenistik serta menekankan bahwa manusia sanggup melampaui pengkondisian dan pemrograman awal. Disamping itu, analisis transaksional berpijak pada asumsi-asumsi bahwa orang-orang sanggup memahami putusan-putusan masa lampaunya serta orang-orang mampu memilih untuk memutuskan ulang.
Analsisis transaksional meletakan kepercayaan pada kesanggupan individu untuk tampil diluar pola-pola kebiasaan dan menyeleksi tujuan-tujuan dan tingkah laku baru. Meskipun percaya bahwa manusia memiliki kesanggupan untuk memilih, Berne merasa bahwa hanya sedikit orang yang sampai pada kesadaran akan perlunya menjadi otonom. “manusia dilahirkan bebas tetapi satu hal paling pertama yang dipelajari adalah berbuat sebagaimana diperintahkan dan dia menghabiskan sisia hidupnya dengan berbuat seperti itu. Jadi, penghambatan diri yang pertama dijalani adalah penghambatan pada orang tua. Dia menuruti perintah-perintah orang tua untuk selamanya, hanya dalam beberapa keadaan saja memperoleh hak untuk memilih cara-cara sendiri dan menghibur diri dengan suatu ilusi tentang otonom


    D.    Teknik-teknik analisi transaksional
Teknik-teknik konseling analisis transaksional banyak menggunakan teknik-teknik pendekatan Gestalt. James dan Jongeward (1971) mengombinasikan konsep dan proses analisi transaksional dengan eksperimen Gestalt dan kombinasi ini memberikan hasil yang menjanjikan pada self-awareness dan autonomy.
1)      Metode Didaktik (Didactic Methods).
2)      Kursi Kosong (Empty Chair).
3)      Bermain Peran (Role Playing)
4)      Penokohan Keluarga (Family Playing)
5)      Analisi Ritual dan Waktu luang (Analysis of Rituals and Pastime)



Daftar Pustaka:
Roberts.A.R. Greene, g.j. 2008. Buku pintar pekerja social.:Jakarta.gunung mulya
Corey,G.(1995),theory and prantice of counseling and psychotherapy,semarang:brooks/cole publishing company

pertemuan ke 2 tugas 4


     Logoterapi 

      A.  Logoterapi
Logoterapi salahsatu model pendekatan psikologi humanistic yang dirintis oleh Victor Franki, yang menekankan pada kemauan akan makna, berasal dari kata logos (makna) jadi suatu terapi akan makna , terapi ini berbicara tentang arti eksistensi manusia dan kebutuhannya akan makna, beserta teknik-teknik terapeutis untuk menemukan makna dalam kehidupan seseorang
     B.     Konsep logoterapi
a.       Makna Hidup (Meaning of Life)
Makna hidup adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi seseorang.
b.      Nilai-nilai Kreatif
Nilai-nilai kreatif merupakan nilai-nilai yang didapat dengan cara beraktivitas secara langsung terhadap suatu pekerjaan yang bisa membawa diri kita merasa bermakna.
c.       Nilai-nilai Penghayatan
Nilai-nilai penghayatan merupakan suatu kegiatan menemukan makna dengan cara meyakini dan menghayati sesuatu.
d.       Nilai-nilai Bersikap
Nilai ini merupakan sikap yang diambil terhadap sebuah penderitaan yang tidak dapat dielakkan atau tak terhindarkan (inavoid moment).
e.       Dimensi Manusia dalam Logoterapi
Logoterapi memandang manusia mempunyai dimensi spiritual, selain dimensi fisik dan dimensi kejiwaan
f.       Sindroma Ketidakbermaknaan
Menurut Frankl (dalam Koeswara, 1992), seseorang yang tidak menemukan makna hidup akan mengalami sindroma ketidakbermaknaan (syndrom of meaninglessness).
C.  Unsur-unsur logoterapi
1.   Munculnya Gangguan
2.   Tujuan Terapi
a.       memahami adanya potensi dan sumber daya rohaniah yang secara universal ada pada setiap orang terlepas dari ras, keyakinan dan agama yang dianutnya;
b.       menyadari bahwa sumber-sumber dan potensi itu sering ditekan, terhambat dan diabaikan bahkan terlupakan
c.          memanfaatkan daya-daya tersebut untuk bangkit kembali dari penderitaan untuk mamp[u tegak kokoh menghadapi berbagai kendala, dan secara sadar mengembangkan diri untuk meraih kualitas hidup yang lebih bermakna.
3.     Peran Terapis
a.       Menjaga hubungan yang akrab dan pemisahan ilmiah
b.      Mengendalikan filsafat pribadi
c.       Terapis bukan guru atau pengkhotbah
d.      Memberi makna lagi pada hidup
e.       Memberi makna lagi pada penderita
f.       Menekankan makna kerja
g.      Menekankan makna cinta



D.    Teknik-Teknik Terapi Logoterapi
Diantara teknik-teknik tersebut adalah yang dikenal dengan intensi paradoksal, yang mampu menyelesaikan lingkaran neurotis yang disebabkan kecemasan anti sipatori dan hiper-intensi. Intensi paradoksal adalah keinginan terhadap sesuatu yang ditakuti.
Teknik terapi Frankl yang kedua adalah de-refleksi. Frankl percaya bahwa sebagian besar persoalan kejiwaan berawal dari perhatian yang terlalu terfokus pada diri sendiri. Dengan mengalihkan perhatian dari diri sendiri dan mengarahkannya pada orang lain, persoalan-persoalan itu akan hilang dengan sendirinya


Bastaman, H. D. (2007). Logoterapi. Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih Hidup Bermakna. Jakarta : PT. RajaGrafindo .

Frankl. Emil. 2004. On the theory and therapy of mental disorders: an introduction to logotherapy and existential analysis.New York: Brunner-Routledge 270 Madison Avenue


pertemuan ke 2 tugas 3

person centered therapy

A.    client-centered therapy

Terapi ini disebut juga dengaan client-centered therapy ( terapi yang berpysat pada pasien) atau terapi nondirektif. Teknik ini pada awalnya dipakai oleh Carl Rogers(1902-1987) pada tahun 1942. Sejak itu banyak prinsip rogers yang dipakai dalamterapi diterims decsrs luas.Carl Rogers berpendapat bahwa orang-orang memiliki kecenderungan dasar yang mendorong mereke kearah pertumbuhan dan pemenuhan diri. Dalam pandangan Rogers, gangguan-gangguan psikologis pada umumnya terjadi karena orang-orang lain menghambat individu dalam perjalanan menuju kepada aktualisasi diri.orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik adalah orang yang memilih dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai dan kebutuuhan-kebutuhan pribadinya. Terapi yang berpusat pada pada pasien ini yang dikembangkan rogers membantu pasien untuk lebih menyadari dan menerima dirinya yang sejatidengan menciptakan kondisi-kondisi penerimaan ddan penghargaan dalam hubungan terapeutik.

B.     Konsep client-centered therapy
client centered (konseling berpusat klien) – Model konseling berpusat pribadi dikembangkan oleh Carl R. Rogers. Sebagai hampiran keilmuan merupakan cabang dari psikologi humanistik yang menekankan model fenomenologis. Konseling person-centered mula-mula dikembangkan pada 1940 an sebagai reaksi terhadap konseling psychoanalytic. Semula dikenal sebagai model nondirektif, kemudian diubah menjadi client-centered.
Carl R. Rogers mengembangkan terapi client-centered sebagai reaksi terhadap apa yang disebutnya keterbatasan-keterbatasan mendasar dari psikoanalisis. Terapis berfugsi terutama sebagai penunjang pertumbuhan pribadi seseorang dengan jalan membantunya dalam menemukan kesanggupan-kesanggupan untuk memecahkan masalah-masalah. Pendekatan client centered ini menaruh kepercayaan yang besar pada kesanggupan seseorang untuk mengikuti jalan terapi dan menemukan arahnya sendiri.

C.     Unsure-unsur client-centered therapy
1.      Munculnya gangguan
Carl Rogers (1902-1987), berpendapat bahwa orang-orang memiliki kecenderungan dasar yang mendorong mereka ke arah pertumbuhan dan pemenuhan diri. Gangguan-gangguan psikologis pada umumnya terjadi karena orang-orang lain menghambat individu dalam perjalanan menuju kepada aktualisasi diri. Pendekatan humanistic Rogers terhadap terapi Person Center Therapy, membantu pasien untuk lebih menyadari dan menerima dirinya yang sejati dengan menciptakan kondisi-kondisi penerimaan dan pengharagaan dalam hubungan terapeutik.
2. Tujuan Terapi
Rogers berpendapat bahwa terapis tidak boleh memaksakan tujuan – tujuan atau nilai – nilai yang di milikinya pada pasien. Fokus dari terapi adalah pasien. Terapi adalah nondirektif, yakni pasien dan bukan terapis memimpin atau mengarahkan jalannya terapi. Terapis memantulkan perasaan – perasaan yang di ungkapkan oleh pasien untuk membantunya berhubungan dengan perasaan – perasaanya yang lebih dalam dan bagian – bagian dari dirinya yang tidak di akui karena tidak diterima oleh masyarakat. Terapis memantulkan kembali atau menguraikan dengan kata – kata pa yang di ungkapkan pasien tanpa memberi penilaian.
3. Peran Terapis
Menurut Rogers, peran terapis bersifat holistik, berakar pada cara mereka berada dan sikap – sikap mereka, tidak pada teknik – teknik yang di rancang agar klien melakukan sesuatu. Penelitian menunjukkan bahwa sikap – sikap terapislah yang memfasilitasi perubahan pada klien dan bukan pengetahuan, teori, atau teknik – teknik yang mereka miliki. Terapis menggunakan dirinya sendiri sebagai instrument perubahan. Fungsi mereka menciptakan iklim terapeutik yang membantu klien untuk tumbuh. Rogers, juga menulis tentang I-Thou. Terapis menyadari bahasa verbal dan nonverbal klien dan merefleksikannya kembali. Terapis dan klien tidak tahu kemana sesi akan terarah dan sasaran apa yang akan di capai. Terapis percaya bahwa klien akan mengembangkan agenda mengenai apa yang ingin di capainya. Terapis hanya fasilitator dan kesabaran adalah esensial


D.    Teknik-teknik client-centered therapy
  
Rumusan-rumusan yang lebih dini dari pandangan Rogers tentang psikoterapi memberi penekanan yang lebih besar pada tekhnik-tekhnik. Perkembangan pendekatan Client-Centered disetai oleh peralihan dari penekanan pada teknik-teknik terapeutik kepada penekanan pada kepribadian, keyakinan-keyakinan, dan sikap-sikap terapis, serta pada hubungan terapeutik. Hubungan terapeutik, yang selanjutnya menjadi variabel yang sangat penting, tidak identik dengan apa yang dikatakan atau yang dilakukan oleh terapis. Dalam kerangka Client-Centered, tekhnik-tekniknya adalah pengungkapan dan pengomunikasian penerimaan, respek, dan pengertian, serta berbagai upaya dengan klien dalam mengembangkan kerangka acuan internal dengan memikirkan, merasakan, dan mengeksplorasi. Menurut pandangan pendekatan Client-Centered, penggunaan teknik-teknik sebagai muslihat terapis akan mendepersonalisasikan hubungan terapis klien.Teknik-teknik harus menjadi suatu pengungkapan yang jujur dari terapis, dan tidak bisa digunakan secara sadar diri, sebab dengan demikian terapis tidak akan menjadi sejati. Konkritnya, menurut Corey wawancara merupakan tekhnik utama dalam konseling. Bahkan penyembuhan diri konseling sendiri dilakukan melalui akibat tidak langsung dari proses diskusi antara konselor dan konseling.

 Daftar Pustaka:

Corey, G. 2003.Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung::PT Refika Aditama
Semium,Y.(2006),kesehatan mental 3.Yogyakarta: kanisiun

pertemuan ke 2 tugas 2

terapi humanistik


A.     Terapi humanistik Ekstensial
Terapi  humanistic-ekstensial memusatkan perhatian pada apa yang dialami pasien pada masa-masa sekarang dan bukan masa lampau.

B.      Konsep Terapi humanistik Ekstensial
 Merupakan suatu pendekatan yang berusaha mengembalikan pribadi kepada fokus sentral, yakni memberikan gambaran tentang manusia pada tarafnya yang tertinggi. Selain itu pendekatan ini memberikan kontribusi besar dalam bidang psikologi, yakni tentang penekanannya terhadap kualitas manusia terhadap manusia yang lain dalam prosesnya.

C.     Unsur- unsur terapi
1.      Munculnya gangguan
Ketika kondisi-kondisi inti manusia mulai berubah, serta munculnya kecemasan-kecemasan terus-menerus, tidak bisa mengaktulaisasikan potensi diri, dan tidak bisa menyadari potensi-potensi diri yang dimiliki.
1.      Tujuan terapi
a.         Menyajikan kondisi-kondisi untuk memaksimalkan diri dan pertumbuhan.
b.         Mengapus penghambat-penghambat aktualisasi potensi pribadi dalam membantuk klien
c.  Membantu klien dalam menemukan dan menggunakan kebebasan memilih dan memperluas kesadaran diri.
d.         Membantuk klien agar bebas dan bertanggung jawab atas arah kehidupan sendiri.

3.      .      Peran Terapis
a.   Terapis berusaha untuk menekankan dan mendahulukan pemahaman(insight)   klien agar bisa masuk ke dalam alam bawah sadar klien.
b.   Kemudian terapis mulai mulai memberikan stimulus berupa sugesti-sugesti kepada klien tentang potensi diri yang dimiliki.

D.    Teknik-teknik terapi humanistik eksistensial
1.      Klien didorong agar bersemangat untuk lebih dalam meberikan klien pemahaman baru dan restrukturisasi nilai dan sikap mereka untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan dianggap pantas.
2.        Klien dibantu dalam mengidentifikasi dan mengklarifikasi asumsi mereka terhadap dunia.
3.       Klien diajak mendefinisikan cara pandang agar eksistensi mereka diterima.
4.      Klien diajak untuk berfokus untuk bisa melaksanakan apa yang telah mereka pelajari tentang diri mereka, kemudian klien didorong untuk mengaplikasikan nilai barunya dengan jalan yang konkrit, klien biasanya akan menemukan kekuatan untuk menjalani eksistensi kehidupannya yang memiliki tujuan.

 Daftar Pustaka:
Semium,Y.(2006).kesehatan mental 3.Yogyakarta: kanisiun
Corey,G.(1995),theory and prantice of counseling and psychotherapy,semarang:brooks/cole publishing company


pertemuan ke 2 tugas 1

terapi psikoanalis


a.       Terapi psikoanalisa
Terapi psikoanalisa dikembangkan freud dalam waktu bertahun-tahun selama praktek privatnya sebagai dokter. Freud menggunakan psikoanalisis untuk membantu klien memperoleh mengenaai konflik-konflik tak sadar psikoanalitik mulai mengembangkan dalam diri pasien suatu pemahaman (insight) baru terhadap kekuatan-kekuatan kepribadiannya, maka proses psikoanalitik sudah berada pada jalan menciptakan penyesuaian diri yang berhasil dari pasien terhadap lingkungannya. Secara umum Psikoanalisis adalah sebuah model perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat manusia dan metode psikoterapi

b.      Konsep terapi psikoanalisa
a.       struktur kepribadian
1.      id
2.      ego
3.      super ego
b.      pandangan tentang sifat manusia
1.      pandangan freud ttg sifat manusia pd dasarnya pesimistik, deterministic, mekanistik dan reduksionistik
c.       kesadaran dan ketidaksadaran
1.      konsep ketaksadaran
a.       mimpi-mimpi merupakan representative simbolik dari kebutuhan-kebutuhan , hasrat-hasrat  konflik
b.      sugesti pascahipnotik
c.       bahan-bahan yg berasal dari teknik2 asosiasi bebas
d.      bahan-bahan yg berasal dari teknik proyektif
d.      Kecemasan
1.      Kecemasan adalah suatu keadaan yg memotifasi kita untuk berbuat sesuatu.
Fungsinya untuk memperingatkan adanya ancaman bahaya

2.      3 macam kecemasan
a.       Kecemasan realistis
b.      Kecemasan neurotic
c.       Kecemasan moral

c.       Unsur-unsur Terapi psikoanalisa
a.     Muncul Gangguan
Munculnya masalah/gangguan, Psikoterapi berupaya untuk memunculkan penyebab masalah atau gangguan itu muncul melalui intervensi yang ditinjau dari lingkungan, kepribadian, faktor ekonomi, afeksi, komunikasi interpesonal dan lain sebagainya. Dengan usaha lebih mengenal penyebab gangguan itu muncul klien dapat memperkuat diri agar terhindar dari resiko yang tinggi dengan modifikasi interaksi terhdap lingkungannya.
b.    Tujuan Terapi
 Membentuk kembali struktur karakter individu dengan jalan membuat kesadaran yang tak disadari didalam diri klien   Focus pada upaya mengalami kembali pengalaman masa anak-anak.
c.     Peran Terapi
1.    Membantu klien dalam mencapai kesadaran diri, kejujuran, keefektifan dalam melakukan hubungan personal dalam menangani kecemasan secara realistis
2.      Membangun hubungan kerja dengan klien, dengan banyak mendengar dan menafsirkan
3.    Terapis memberikan perhatian khusus pada penolakan klien
4.      Mendengarkan kesenjangan dan pertentangan pada cerita klien

d.      Teknik Terapi Psikoanalisis
a.       Asosiasi bebas
Asaosiasi bebas  adalah suatu metode pemanggilan kembali pengalaman2 masa lalu dan pelepasan emosi-emosi yg berkaitan dg situasi-situasi traumatik di masa lalu

b.      Penafsiran
penafsiran adalah suatu prosedur dalam menganalisa asosiasi-asosiasi bebas, mimpi-mimpi, resistensi-resistensi dan transferensi
bentuknya merupakan  tindakan analis yg menyatakan, menerangkan, bahkan mengajari klien suatu makna.
c.       Analisis Mimpi
Analisis mimpi adalah suatu prosedur yg penting untuk menyingkap bahan-bahan yg tidak disadari dan memberikan kpd klien atas beberapa area masalah yg tak terselesaikan
d.      Analisis dan Penafsiran Resistensi
Analisis dan Penafsiran Resistensi ditujukan untuk membantu klien agar menyadari alas an-alasan yg ada dibalik resistensi shg dia bias menanganinya
e.       Analisis dan Penafsiran Transferensi
Analisis dan Penafsiran Transferensi adalah teknik utama dalam Psikoanalisis krn mendorong klien untuk menghidupkan kembali masa lalu nya dalam terapi                             


Daftar Pustaka: 
 Freud,S.(2006), Teori Kepribadian Dan Terapi Psikoanalitik Freud.yogyakarta:kanisius
Corey,G.(1995),theory and prantice of counseling and psychotherapy,semarang:brooks/colepublishing      company
 

kholqy.psi Copyright © 2009 Cookiez is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template